Industri
semen nasional berpeluang tumbuh 12% pada tahun ini seiring dengan
meningkatnya konsumsi domestik yang diprediksi mencapai 54 juta ton.
Geliat
pembangunan infrastruktur dan properti, serta peningkatan belanja
pemerintah diyakini menjadi motor pertumbuhan industri semen di dalam
negeri.
"Menurut
estimasi saya, pertumbuhan industri semen tahun ini minimal 12%.
Apabila tahun lalu konsumsi semen 48 juta ton, dengan pertumbuhan 12%
berarti konsumsi akan meningkat 5,6 juta ton menjadi sekitar 54 juta ton
pada tahun ini," kata Ketua Asosiasi Industri Semen Indonesia (ASI)
Widodo Santoso di sela-sela Comtech Asia 2012 Conference, Senin (18/6).
Dalam
5 bulan pertama tahun ini, ungkapnya, konsumsi semen nasional tumbuh
sekitar 16% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama 2011,
dengan pertumbuhan tertinggi di Pulau Jawa yakni 15%.
Apabila
memperhitungkan aktivitas pembangunan pada Juni, tuturnya, pertumbuhan
konsumsi semen pada semester I/2012 diperkirakan 14%-16%. "Porsi
konsumsi semen pada semester I biasanya 48%-49% [dari total konsumsi
setahun], sedangkan semester II antara 51%-52%. Hanya saja pada semester
II ada bulan Ramadan dan libur panjang," ujarnya.
Dengan
mulai berproduksinya sejumlah pabrik semen baru pada tahun ini, Widodo
optimistis tidak akan terjadi kekurangan pasokan semen di dalam negeri.
Produsen semen lokal dipastikan tidak akan mengekspor semen sebelum
kebutuhan dalam negeri aman.
"Karena
memang profit di dalam negeri pasti lebih bagus daripada ekspor karena
biaya transportasinya kan mahal. Bukan berarti harga semen di luar
negeri murah, sama saja, tetapi kalau ditambah dengan biaya transportasi
menjadi lebih besar," jelasnya.
Meski
demikian, lanjut Widodo, impor bahan baku semen atau klinker masih
diperlukan pada tahun ini. "Seperti di Aceh, PT Lafarge Cement Indonesia
masih mengimpor klinker sekitar 30%," katanya.
Geser Permintaan
Panggah
Susanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian
Perindustrian, menuturkan pelaksanaan program Master Plan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang dirancang
pemerintah untuk periode 2011-2025, akan menggeser permintaan semen yang
cukup besar ke luar Jawa.
Untuk
mengantisipasi hal tersebut, kinerja industri semen harus didorong guna
menjamin ketersediaan pasokan semen di dalam negeri, terutama di luar
Jawa.
"Pemerintah
akan memberikan dukungan terhadap investasi di industri semen dan
menyediakan insentif untuk kegiatan konstruksi di sejumlah area,
terutama di kawasan timur Indonesia," tuturnya.
Menurut
Panggah, saat ini terdapat sembilan produsen semen dengan total
kapasitas produksi mencapai 60 juta ton per tahun. Dengan kapasitas
sebesar itu, kebutuhan semen domestik diyakini dapat dipenuhi, bahkan
sisanya dimungkinkan untuk diekspor.
Perusahaan
semen pemerintah, seperti PT Semen Gresik dan PT Semen Baturaja,
tuturnya, merupakan produsen mayoritas dengan total penguasaan pasar
44%. Adapun PT Indocement Tunggal Prakarsa menguasai 31% pasar domestik.
Bisnis Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar